
Ar-Ridho — Ahad (19/02) Pondok Pesantren Modern Ar-Ridho Sentul kembali menyelenggarakan kegiatan Tarbiyah Amaliyah (Praktek Mengajar) bagi Santri Akhir Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama lebih dari dua pekan, mulai Sabtu hingga Selasa, 1–18 Februari 2025, dengan semangat pembinaan calon pendidik yang tangguh, cakap, dan bertanggung jawab.
Kegiatan Tarbiyah Amaliyah diawali dengan pendalaman materi pada hari Sabtu, 1 Februari 2025, yang bertempat di Masjid Lantai 2. Dalam sesi ini, para santri akhir dibekali dengan wawasan dasar dan teknis mengajar oleh para asatidz pembimbing, guna membekali mereka sebelum terjun langsung ke ruang kelas.
Kemudian pada hari Senin, 3 Februari 2025, dilaksanakan pembukaan resmi kegiatan oleh Kepala Staf KMI, Al-Ustadz Wilda Asyfa Fahma, S.Pd. Beliau menyampaikan arahan penting mengenai urgensi Tarbiyah Amaliyah sebagai wadah latihan kepemimpinan dan pengabdian melalui dunia pendidikan. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa mengajar bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi menyentuh hati dan membangun karakter peserta didik.

Momentum bersejarah dalam kegiatan ini dimulai pada hari Ahad, 9 Februari 2025, dengan dilaksanakannya Tarbiyah Amaliyah Perdana oleh Wildan Alfathry, Santri kelas 6B. Beliau mengajar pelajaran Muthola’ah untuk kelas 2B yang bertempat di Masjid Jami’ Lantai 2. Kegiatan ini disaksikan oleh seluruh Santri Akhir KMI yang berjumlah 62 orang, serta dihadiri oleh semua asatidz pembimbing Tarbiyah Amaliyah.
Usai praktek mengajar perdana, dilangsungkan sesi Darsun Naqd (Evaluasi Praktek Mengajar), yang dibimbing langsung oleh para asatidz senior. Dalam sesi ini, disampaikan berbagai catatan perbaikan yang konstruktif, mencakup aspek metodologi, penguasaan kelas, hingga etika mengajar.
Selanjutnya, mulai Senin, 10 Februari 2025, kegiatan dilanjutkan dengan praktek mengajar per kelompok yang dilaksanakan di berbagai ruang kelas, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Para santri bergantian tampil sebagai guru di depan adik kelas, menunjukkan totalitas, kreativitas, dan kesiapan mereka sebagai calon pendidik.

Di penghujung kegiatan, para Santri Akhir diminta untuk menuliskan Intiba’at (pesan dan kesan) dalam bahasa Arab, sebagai refleksi mendalam atas pengalaman mereka selama mengikuti Tarbiyah Amaliyah. Intiba’at ini menjadi bukti bahwa proses belajar tidak hanya berhenti pada praktik, tetapi juga kontemplasi dan perbaikan diri.
Sebagai penutup, kegiatan Tarbiyah Amaliyah 2025 secara resmi ditutup oleh Direktur KMI, Al-Ustadz M. Tohari, S.Pd., yang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh peserta dan pembimbing. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi para santri dalam menghadapi medan dakwah dan pendidikan di masa depan.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Tarbiyah Amaliyah 2025 menjadi saksi bahwa Santri Akhir KMI bukan hanya siap mengajar, tetapi juga siap menjadi pelopor perubahan melalui dunia pendidikan. Totalitas mereka bukan hanya tampak di atas papan tulis, tetapi terpancar dari niat tulus dan semangat pengabdian.
