Fathul Kutub Ar-Ridho Sentul: Menguasai Kitab Kuning untuk Generasi Penerus

Pondok Pesantren Modern Ar-Ridho Sentul melaksanakan agenda tahunan untuk santri Kelas 5 KMI untuk memperdalam wawasan mereka terhadap pemahaman kitab-kitab klasik, yang dikarang oleh ulama muslim terdahulu, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar. Agenda ini bernama Fathu Kutubi-t-Turots al-Islamiyyah.

Fathul Kutub (FK) Siswa Akhir Ar-Ridho Sentul diadakan di semester pertama, sedangkan FK Siswa Kelas 5 diadakan di semester kedua. Tahun ini, FK Siswa Kelas 5 berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 10 hingga 14 Pebruari 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 68 santri kelas 5 KMI dan 8  guru pembimbing, yang terbagi menjadi 4 kelompok, bertempat di Masjid Jami’ PPM Ar-Ridho.

Acara diawali dengan pengarahan materi FK, meliputi Aqidah/Tauhid, Hadits dan Fiqh, pada tanggal 10 Pebruari. Materi ini menjadi bekal bagi santri kelas 5 untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Setelah pengarahan, acara dilanjutkan dengan Pesan dan Nasihat Pimpinan PPM Ar-Ridho Sentul, diwakili oleh Direktur KMI Al-Ustadz Muhammad Tohari, S.Pd.

Dalam sambutannya, Direktur KMI, Al-Ustadz Muhammad Tohari, S.Pd., menyampaikan tentang pentingnya menerapkan kaidah bahasa Arab yang sudah dipelajari ketika menelaah buku-buku klasik,. “Di kelas kalian ditempa dengan berbagai macam ilmu alat, baik itu pelaharan Tamrin lughoh, Nahwu, Shorof, Balaghoh dan lainnya. Maka tidak sah kalian menjadi santri jika belum bisa memahami tulisan yang terdapat dalam buku-buku klasik berbahasa Arab. Karena itulah ciri Pondok Modern, santrinya tidak hanya paham 2-3 kitab, tetapi bisa memahami semua kitab yang dia baca,” tutur beliau.

ada tanggal 11 Pebruari, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan kitab dan diskusi permasalahan-permasalahan tiap materi. Tahun ini perhelatan terbilang spesial, karena Pondok melaksnakan acara penting ini berdampingan dengan Pemilihan Calon Presiden Republik Indonesia.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta dapat memperluas wawasan keilmuannya, terutama dalam Kutubu-t-Turots. Sehingga saat menghadapi problematika furu’iyah dalam kehidupan sehari-hari, para santri tidak fanatik terhadap satu madzhab, namun mampu meneliti keabsahan madzhab sesuai dengan petunjuk dalam Qur’an dan Hadits.

Berita Terbaru

Related Articles

Perlu Bantuan?